Mengenal Broery Marantika, Ikon Pop Nusantara Di Era 70-an


Broery Marantika adalah penyanyi legendaris dan komponis dari Indonesia. Tak cuma jadi penyanyi, Broery juga jadi pemain film, dan melebarkan sayap hingga Malaysia dan Singapura. Suaranya yang khas, ditunjang dengan penampilannya yang karismatik, serta penghayatan yang warbyasah ketika bernyanyi di atas panggung, membius siapapun yang menontonnya.

Nama aslinya adalah Simon Dominggus Pesulima. Lahir di Ambon pada 25 Juni 1948. Nama panggungnya Broery Pesulima atau Broery Marantika. Ia juga pernah menggunakan nama Broery Abdullah, setelah menikah dengan Anita Sarawak, penyanyi tersohor Asia dari Malaysia.

Ia dibesarkan oleh keluarga pamannya dari pihak ibunya, Pdt. Simon Marantika. Ayahnya bernama Gijsberth Pesulima sedangkan ibunya bernama Wilmintje Marantika. Broery memiliki tiga saudara yaitu Henky, Freejohn dan Helmi. Helmi Pesulima juga dikenal sebagai seorang penyanyi.

Bakatnya menyanyi sudah terlihat sejak kecil. Ia menjadi anggota paduan suara gereja dan sering mengikuti lomba-lomba menyanyi berskala lokal, seperti kontes di RRI Ambon yang menghantarkannya jadi juara satu pada awal 1960-an.

Selepas juara kontes menyanyi di RRI Ambon, ia memutuskan merantau ke Jakarta, tepatnya pada 1964, demi mengejar mimpinya sebagai penyanyi papan atas. Di Jakarta, ia ditampung Remy Leimena. Ia juga mengubah namanya jadi “Broery Marantika”—mengikuti identitas keluarga sang ibu.

Dekade 1970-an adalah tahun keemasan Broey. Tak hanya produktif membuat album serta mendatangkan prestasi seperti saat ia menang Festival Lagu Pop Nasional 1974 dan mewakili Indonesia bertarung di ajang World Pop Song Festival di Tokyo.

Broery juga menjamah dunia film. Tercatat, Broery pernah jadi pemain di Brandal Metropolitan (1971), Lagu Untukmu (1973), Jangan Biarkan Mereka Lapar (1975), Impian Perawan (1976), serta Istriku Sayang Istriku Malang (1977).

Kemampuannya mengolah suara dan melakukan improvisasi yang di atas rata-rata membuatnya mudah meraih perhatian publik.

“[…] suaranya khas. Dia bisa membuat lagu apa pun sebagai lagu dia, karena improvisasinya luar biasa yang membuat orang terheran-heran. Apa yang ditampilkannya di luar kebiasaan yang ada,” ucap Bob Tutupoli seperti dikutip Kompas pada 2000.

Tentang keunggulannya ini, ia pernah menyatakan bahwa inspirasinya berasal dari Nat King Cole dan banyak penyanyi kulit hitam lainnya.

“[…] nyanyian yang mereka keluarkan itu dari jiwa, bukan hanya dari otak ke mulut. Karena itu, musik mereka disebut soul. Mereka percaya, jika menyanyi dengan keras, mungkin Tuhan bisa mendengar penderitaan mereka. Maka, berteriaklah mereka. Teriakan itu tidak sama, tidak beraturan, dan kadang-kadang seperti tertawa, tapi disertai air mata. Itulah improvisasi,” jelasnya.

Balada “Jangan Ada Dusta di Antara Kita” adalah salah satu lagu hits yang dinyanyikan Broery Marantika. Ia menyanyikan lagu itu bersama Dewi Yull pada 1992. Lagu ini dianggap mendorong pasangan untuk berlaku jujur satu sama lain dan menjadi tembang legendaris yang pernah dilahirkan musisi pop tanah air.

Broery meninggal pada tanggal 7 April 2000 di Rumah Sakit Puri Cinere, Kota Depok setelah menjalani perawatan karena penyakit stroke yang dideritanya.

Pada akhirnya, menurut Kompas, membicarakan perjalanan musik Indonesia—terutama pop—tanpa menyebut nama Broery adalah bohong belaka. Broery adalah salah satu ikon pop yang namanya berkibar sebagai penyanyi “yang bukan sekedar membawakan lagu lalu dilupakan begitu saja.”

Broery merupakan pendekar yang sudah melalui banyak medan dan pertempuran. Ketekunannya saat berproses yang ia lakukan bertahun-tahun berandil besar dalam cetak namanya di belantika musik tanah air. Ia adalah penghibur sejati, yang setia menyanyi guna membuat hati para pendengarnya bahagia.

PENGHARGAAN

1997 Pemenang dengan lagu Surat Untuk Kekasih di Malaysia Official Music Industry Award ( AIM ).
1996 Album soundtrack terbaik di Malaysia Hapuslah Air Mata
1991 meraih penghargaan dalam enam kategori di Jakarta Music Festival. Broery bernyanyi lagu Once There Was Love

PRANALA