Bagi sebagian besar orang, masa pandemi virus korona (Covid-19) adalah masa yang suram. Banyak bisnis yang pendapatannya anjlok, bahkan ada yang terancam bangkrut. Namun tidak demikian dengan Bos Zoom, Eric Yuan. Ia mendapatkan durian runtuh justru karena pandemi.
Sejak diberlakukannya physcial distancing di banyak negara karena pandemi corona, aplikasi Zoom mendadak banyak digunakan untuk menunjang aktivitas belajar dan bekerja di rumah. Tercatat jumlah pengguna harian Zoom naik 1.900 persen sejak Desember 2019.
Pada Desember lalu, tercatat Zoom hanya memiliki jumlah pengguna harian sekitar 10 juta. Kemudian pada akhir Maret lalu, angkanya melambung hingga 200 juta pengguna harian Zoom yang melakukan video conference.
Meningkatnya popularitas Zoom tak lepas dari berbagai fitur yang dimilikinya, di samping mudah dan efisien, aplikasi ini juga murah dan bisa di akses melalui smartphone ataupun PC (Personal Computer). Bahkan para pegawai teknologi raksasa seperti Samsung, Uber, dan Walmart kabarnya juga ikut menggunakan aplikasi ini.
Hal itu menjadikan nilai saham Zoom meroket lebih dari dua kali lipat dalam tiga bulan terakhir. Dan kekayaan pribadi Yuan sebagai CEO. Mayoritas kekayaan Yuan senilai 7,57 miliar dolar AS atau setara Rp 124 triliun berasal dari 19 persen sahamnya di Zoom, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Yuan sendiri menolak mengomentari kekayaan bersih, karier, atau kehidupan pribadinya. Ia mengatakan melalui perwakilan bahwa dirinya sedang sibuk bekerja 18 jam sehari di Zoom.
Yuan kini berada di peringkat ke-192 dalam daftar 500 orang terkaya di dunia versi Bloomberg. Nasib orang memang tidak ada yang tahu, sebelum 2020, bahkan Yuan tidak ada dalam daftar tersebut.
Post a Comment
Post a Comment