Mengenal Soegeng Sarjadi, Pebisnis yang Berjiwa Aktivis

Soegeng Sarjadi (1942-2014) adalah salah satu pemimpin aktivis Angkatan '66 yang juga sukses menjadi pengusaha. Alumnus Universitas Padjajaran ini merupakan salah satu pendiri Kongsi Delapan (Kodel) bersama Aburizal Bakrie, Fahmi Idris dan Pontjo Sutowo.

Meski sibuk membangun gurita bisnisnya, minat Soegeng terhadap dunia politik tak luntur. Ia tercatat sebagai anggota DPR RI Fraksi Golkar periode 1967-1968. Menjelang Pemilu 1992, Soegeng 'lompat pagar' bergabung di Partai Demokrasi Indonesia -- cikal bakal PDI Perjuangan.

Sekitar tahun 1997, atau saat berusia 55 tahun, Soegeng melepaskan semua bisnisnya ke anak-anaknya dan kalangan profesional. Dia memilih mendedikasikan dirinya untuk kegiatan nirlaba dengan mendirikan Yayasan Soegeng Sarjadi pada 1997. Yayasan ini fokus pada kajian penelitian serta edukasi kenegaraan dan kewarganegaran. Pada 2010, bekerja sama dengan TVRI, ia membuat acara talk show dengan nama "Soegeng Sarjadi Forum".

Ia juga mendirikan sebuah lembaga riset yang ia beri nama Soegeng Sarjadi Syndicate pada 2 Januari 2001. Fokus perhatian utama lembaga yang berada di bawah Yayasan Soegeng Sarjadi adalah memastikan agar proses demokratisasi tersebut berjalan pada rel yang benar.

Ia meninggal dunia dengan tenang di Rumah Sakit Perta Medika, Sentul City, Bogor, pada hari Kamis tanggal 30 Oktober 2014 pukul 09.05 WIB.

SOEGENG SARJADI SYNDICATE

Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) merupakan sebuah lembaga riset independen yang didirikan pada 2 Januari 2001 oleh Yayasan Soegeng Sarjadi. Pendirian lembaga ini digagas oleh Soegeng Sarjadi bersama Sukardi Rinakit. Perhatian utama Syndicate adalah memastikan agar proses demokratisasi tersebut berjalan pada rel yang benar.

Untuk mendukung misinya, SSS berperan sebagai medium intelektual untuk menelurkan gagasan-gagasan bernas dalam upaya membangun kesadaran mewujudkan demokrasi yang lebih baik di Indonesia. Aktivitas utama lembaga adalah melakukan analisis terhadap kebijakan-kebijakan publik (politik, ekonomi, sosial) melalui kegiatan riset dan survei untuk disampaikan kepada siapa pun yang membutuhkan.

Beberapa fokus kajian yang menjadi perhatian Soegeng Sarjadi Syndicate antara lain: Politik Militer, Birokrasi, Kekerasan Politik dan Terorisme, Partai Politik, Sistem Pemilihan Umum, Islam Politik, Ekonomi Politik, Demokratisasi dan HAM, Desentralisasi, Otonomi Daerah dan Politik Lokal.

PUBLIKASI

  • Drama Politik Tanpa Skrip, Rosdakarya, Bandung
  • Kaum Pinggiran Kelas Menengah Quo Vadis?, Gramedia Pustaka Utama (1994)
  • Rekomendasi dan Kebijakan untuk Kelangsungan Hidup Bangsa, Gramedia Pustaka Utama (1998)
  • Otonomi: Potensi Masa Depan Republik Indonesia, Gramedia Pustaka Utama (2001)

PRANALA: