Karni Ilyas, Sang Legenda Media

Di jagad media ada sosok yang bertangan dingin; apapun yang ditanganinya selalu berhasil gemilang. Ada pula yang mengatakan dia laksana Raja Midas. Midas adalah seorang raja dalam mitologi Yunani yang terkenal karena kemampuannya untuk mengubah semua yang ia sentuh menjadi emas. Dia adalah Karni Ilyas, yang hampir setiap tahun masuk nominasi atau memenangkan Panasonic Gobel Awards, piala bergengsi bagi insan pertelevisian Indonesia. Ditangan Karni Ilyas, semua hal menjadi ladang emas.

Sang Legenda Media ini bernama lengkap Dr. (HC). Sukarni "Karni" Ilyas, S.H. Lahir di Balingka, Agam, Sumatra Barat, pada 25 September 1952. Ia mengawali karier sebagai wartawan Suara Karya, pada saat ia berumur 20 tahun. Kala itu ia nyambi kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik.

Berbekal kemauannya yang keras, ia berhasil menjadi wartawan yang andal di bidang hukum dan kriminalitas. Berkali-kali ia membuat laporan eksklusif mengenai bidang yang ditanganinya untuk pembaca Suara Karya.
 
Ia kemudian pindah ke Majalah Tempo tahun 1978 sampai menduduki jabatan sebagai Redaktur Pelaksana. Sewaktu kerja di Tempo ini, Karni melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia. Ia mengambil Fakultas Hukum, sesuai dengan bidang yang ia geluti.

Kepiawaiannya dalam bidang hukum membuat Karni ditugaskan untuk memimpin Majalah Forum tahun 1991-1999. Tahun berikutnya Karni memegang posisi sebagai Komisaris Majalah tersebut.

Ia memimpin Liputan 6 SCTV sejak tahun 1999-2005. Di televisi ia menemukan dunia baru yang ternyata luar biasa baginya. Ia terpacu ketika berhadapan dengan waktu tenggat berita yang bisa muncul setiap saat. Dunia baru inilah yang membuatnya memiliki jargon bahwa kekuatan televisi adalah kecepatan, kecepatan, dan kecepatan. Dalam tempo hanya enam tahun, ia berhasil mengantarkan Liputan 6 SCTV menjadi program berita terkemuka di Tanah Air

Karni hijrah ke ANTV tahun 2005. Berkat tangan dinginnya, banyak tayangan ekslusif lahir dari liputan dan ketajaman naluri kewartawanannya. Tak jarang dalam liputan-liputan tersebut ia sekaligus menjadi reporternya. Tahun 2007, ia dipercaya membenahi TV One yang baru saja diambil alih Keluarga Bakrie.

Pada stasiun televisi ini namanya cukup berkibar, terutama setelah memandu acara "Indonesia Lawyers Club". Di TV One, Karni menjabat sebagai Direktur Pemberitaan atau Pemimpin Redaksi News dan Sports. Pada tahun 2012, ia meraih Panasonic Gobel Awards, untuk kategori "Life Time Achievement".

PERAN AYAH DAN ISTRI

Bagi mereka yang mengenalnya, Karni merupakan sosok yang keras dan berdisplin tinggi terhadap dirinya sendiri. Satu ilustrasi paling ekstrem adalah saat ia terjun langsung meliput penggerebekan teroris di Wonosobo. Dalam kondisi tangan kiri patah, ia melaporkan kejadian itu langsung dari lapangan. Padahal, posisinya ketika itu sebagai pemimpin redaksi. ''Kalau saya mau, waktu itu saya bisa saja pulang ke Jakarta. Tapi panggilan profesi membuat saya bertahan dengan tangan masih dibalut,'' ujarnya.

Kepada Gatra ia mengaku, bahwa apa yang ia capai adalah buah didikan keras ayahnya, Ilyas Sutan Nagari. ''Saya merasakan, karena kerasnya itulah, saya bisa kayak gini sekarang. Ketika sudah gede, saya bilang terima kasih banget sudah mendidik saya dengan keras. Seandainya dia dulu lunak, pastilah saya tidak bisa jadi begini,'' katanya mengenang.

Karni juga tidak menafikan peran besar istrinya, Yulinas, selama menjalani profesi wartawan. Perempuan yang dinikahinya pada 25 September 1977 itu diakuinya sangat tegar dan mandiri. Dia paham betul bahwa profesi wartawan akan menyita banyak waktu suaminya di lapangan.

BANG ONE

Bang One yang kritis merupakan sosok karni yang digambarkan melalui karikatur/kartun. Tokoh ini dilahirkan pada bulan Maret 2008, sesaat setelah munculnya tvOne. Selama satu tahun karakter tersebut terselip dalam program-program berita tvOne (Kabar Pagi, Siang, dan Malam) dan mendapat apresiasi yang baik.

Sebagai wartawan yang lugas dan kritis, Bang One diberikan kesempatan untuk memandu sebuah acara bincang-bincang interaktif berjudul Bang One Show. Dalam mewawancarai seseorang, Bang One kerap mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah.

INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC)

Indonesia Lawyers Club (disingkat ILC; sebelumnya bernama Jakarta Lawyers Club) adalah acara talkshow yang disiarkan di tvOne. Acara ini menampilkan dialog mengenai masalah hukum dan kriminalitas selama 210 menit dan dipandu oleh Karni Ilyas. Acara ini disiarkan setiap hari Selasa pukul 20:00 WIB dan Minggu pukul 19:30 WIB.

Penampilan Karni Ilyas sebagai pemandu acara "ILC" meruntuhkan anggapan konvensional yang menyatakan seorang pembawa acara haruslah bersuara bagus, dengan penampilan dan wajah menarik.

Karni Ilyas memiliki suara yang rada serak dengan logat Minang yang cukup kental. Kadang terlihat ia terbata-bata dalam mengatakan sesuatu. Akan tetapi acara ini berhasil menyedot perhatian masyarakat dan sangat populer. Tidak hanya kalangan menengah-atas yang menyukainya, "ILC" juga jadi tontonan menarik bagi banyak orang dari kalangan menengah ke bawah.

Diskusi-diskusi "ILC" selalu mendapat rating tinggi dan menjadi program unggulan TV One. Tiga kali berturut-turut pula program ini masuk nominasi Panasonic Gobel Awards untuk kategori talkshow.

Karni benar. Anggapan konvensional bukanlah jaminan sukses sebuah acara talkshow. Menurut dia, yang membuat acara bincang-bincang jadi menarik adalah legitimasi si pembawa acara, di samping tentu topiknya yang memang jadi perhatian luas. "Modalnya adalah penguasaan materi, pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai apa yang diangkat, juga cara kita menggali informasi dari narasumber", ujar Karni kepada Gatra.

PRANALA