Gus Mus: Aku merindukanmu, O, Muhammadku

Aku merindukanmu, O, Muhammadku.
Sepanjang jalan kulihat wajah-wajah yang kalah
Menatap mataku yang tak berdaya
Sementara tangan-tangan perkasa
Terus mempermainkan kelemahan
Airmataku pun mengalir mengikuti panjang jalan
Mencari-cari tangan Lembu-wibawahmu
Dari dada-dada tipis papan
Terus kudengar suara serutan
Derita mengiris berkepanjangan
Dan kepongahan tingkah-meningkah
Telingaku pun mendengar merdu-menghibur suaramu

Aku merindukanmu, o, Muhammadku
Ribuan tangan gurita keserahahan menjulur-julur kesana kemari mencari mangsa memakan korban melilit bumi memeras harapan aku pun dengan sisa-sisa suaraku mencoba memanggil-manggilmu

O, Muhammadku, O, Muhammadku!
Dimana-mana sesama saudara saling cakar berebut benar sambil terus berbuat kesalahan
Qur’an dan sabdamu hanyalah kendaraan masing-masing mereka yang berkepentingan
aku pun meninggalkan mereka mencoba mencarimu dalam sepi rinduku

Aku merindukanmu, O, Muhammadku
Sekian banyak abu jahal, abu lahab menitis ke sekian banyak umatmu
O, Muhammadku  -selawat dan salam bagimu- bagaimana melawan gelombang kebodohan dan kecongkaan yang telah tergayakan, bagaimana memerangi umat sendiri?

O, Muhammadku aku sungguh merindukanmu

* KH Mustofa Bisri atau biasa dipanggil Gus Mus adalah kiai karismatik dari Rembang yang ahli dalam mengutarakan segala sesuatu secara santun dan seringkali diiringi dengan humor. Kiai yang juga ahli membuat puisi ini adalah kiai pertama yang mendapat penghargaan Yap Thiam Hien, sebagai penghargaan atas perhatian besarnya terhadap perjuangan dan penegakan nilai-nilai HAM.