Bimbo, Pelopor Musik Religi yang Melegenda

Bimbo adalah grup musik Indonesia yang melegenda. Selama lebih dari 40 tahun berkarya grup musik ini telah melahirkan sekitar 800 lagu dalam 200 album. Bimbo juga pernah merilis album pop, keroncong, dangdut, klasik melayu, pop sunda, dan tentu saja lagu-lagu rohani yang selalu hadir di setiap bulan Ramadhan.

Grup musik asal Bandung ini didirikan sekitar tahun 1967. Personel Bimbo terdiri atas tiga bersaudara kakak beradik Sam Bimbo, Acil Bimbo, dan Jaka Bimbo, serta Iin Parlina. Mereka bersenandung tentang cinta, satire sosial, dan juga lagu-lagu religi.

MASA KECIL

Bimbo bersaudara dilahirkan di kota Kembang Bandung, anak-anak dari pasangan Raden Dajat Hardjakusumah dan Oeken Kenran. Sam si anak sulung dari kecil suka menyanyi. Hal itu diikuti oleh adik-adiknya yang juga suka ikut menyanyi.

Di pertengahan 1950-an Sam dan Acil dulu adalah pengagum Sam Saimun, seorang penyanyi Indonesia terkenal masa itu. Menjelang akhir 1950-an lagu-lagu Elvis Presley mulai masuk ke Indonesia. Dari yang sebelumnya bergaya seriosa ala Pavarotti, mereka kemudian terpengaruh gaya musik rock ala Elvis.

ALBUM KRITIK SOSIAL DAN RELIGIUS

Memasuki era '80-an, Bimbo mulai bermain dengan lagu-lagu dengan tema-tema kritik sosial seperti Antara Kabul dan Beirut atau Surat untuk Reagan dan Brezhnev. Namun, di sisi lain ciri khas sebagai kelompok religius pun melekat erat.

Dari situ melekat pula lagu-lagu religiusnya yang mudah diterima oleh pasar. Berawal dengan lagu Tuhan karya Sam Bimbo dan berlanjut dengan album Qasidah di sekitar tahun 1974, Sajadah (1977), dan lain-lain. Lagu-lagu tersebut menjadi lagu yang melegenda dan kerap dinyanyikan dalam moment-moment Hari Raya Islam oleh Bimbo maupun oleh penyanyi lain di televisi, radio, dsb.

Bahkan lagu-lagu mereka sudah banyak yang dirilis ulang oleh para penyanyi lain di era '90-an - 2000-an, misalnya kelompok Gigi (grup musik), dsb.

KOLABORASI DENGAN SASTRAWAN

Dalam perjalanan kreatif, Bimbo didukung sejumlah seniman, seperti Iwan Abdulrachman yang banyak menulis lagu, seperti Melati dari Jayagiri sampai Flamboyan. Dalam perjalanan musiknya, Bimbo juga banyak menjalin kolaborasi dengan sederet sastrawan seperti Wing Kardjo dan Taufiq Ismail.

Bimbo awalnya diperkenalkan oleh sastrawan Ramadhan KH kepada penyair Taufiq Ismail. Proses mengalir begitu saja, penyair Taufiq Ismail bersedia puisinya dilagukan Bimbo, seperti Dengan Puisi, Rindu Rasul, sampai Sajadah Panjang. Mereka memberi warna tersendiri pada khazanah musik pop negeri ini lewat lagu berlirik puitis dan bernuansa religius.

Sebenarnya dalam membuat lagu-lagu religi/Islami tanpa kerja sama dengan sastrawan/ulama pun Bimbo bisa. Tetapi karena lagu-lagu ini perlu kesungguhan yang lebih, maka yang dikejar adalah hasil yang lebih berbobot. Itulah sebabnya kerja sama ini dilakukan. Pada tahun 2007, Bimbo merilis sebuah album baru yang antara lain menampilkan karya terbaru Taufiq Ismail yang berpola kritik sosial yaitu Jual Beli dan Hitam Putih.

MELAGUKAN LINGKUNGAN HIDUP

Secara secara sadar Bimbo telah lama berkomitmen dengan masalah lingkungannya. Pada saat-saat awal perjalanan Pak Emil Salim (Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, saat itu) nereka telah membuat album khusus tentang masalah lingkungan, antara lain tentang Sungai Ciliwung, Harimau Jawa, Cendrawasih, tentang Kependudukan, dan sebagainya.

Kekecewaan Bimbo sampai hari ini adalah pada kondisi lingkungan di Indonesia semakin rusak, telah mereka tuangkan dalam lagu mereka di masa itu.

DICEKAL ORDE BARU

Tidak melulu cinta kasih atau dakwah, sebagian lagu-lagu mereka juga tajam mengkritik kondisi sosial politik negeri ini, seperti "Tante Sun" ciptaan Jaka yang bikin gemas penguasa Orde Baru saat itu. lagu "Tante Sun" adalah awal kritik terhadap rezim Orde Baru sehingga sambutan dari masyarakat begitu baik. Lagu itu menjadi lagu Marching Band ITB dalam event nasional di Jakarta. Lagu itu kemudian dicekal rezim Orba.

REGENERASI BIMBO

Anak-anak personil Bimbo umumnya bermusik. Beberapa di antaranya ada yang kemudian serius, namun sebagian besar tidak melanjutkannya. Salah seorang yang cukup seius di antaranya adalah anak Sam Bimbo, yang bernama Asri Dewi Lestari biasa dipanggil Achi. Dia memutuskan profesional bermusik dengan ikut mendirikan sebuah grup band SHE. Selain itu juga ada saudaranya Dea yang memilih menjadi guru Piano di Jakarta.

PRANALA